Video Murrotal Surah An Nas dengan Efek Karaoke Irama Muhammad Thoha
Tafsir, Makna, dan Terjemahan Surat An Nas
Ayat 1
Katakanlah wahai rasul, "aku berlindung dan bernaung kepada tuhannya manusia yang mahakuasa satu-satunya untuk menolak keburukan was-was."
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
1. Katakanlah wahai Rasul, “Aku berpegang teguh pada Rabb manusia dan berlindung kepada-Nya."
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
1-3. Allah menyampaikan kepada Rasulullah dan umatnya untuk berlindung kepada-Nya dari keburukan yang dihembuskan setan ke dalam hati manusia, seihngga mereka dapat tersesat dan menyesatkan. Allah adalah Raja, Maha Kaya yang tidak membutuhkan makhluk, Yang berhak disembah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
1. قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ (Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia)
Tuhan manusia yakni Dzat yang menciptakan mereka, mengatur urusan mereka, dan memperbaiki keadaan mereka.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
Sebagaimana yang diketahui bahwasanya Allah ta'ala Dialah tuhan seluruh alam, adapun maksud dari ayat ini yang mengatakan Dialah tuhan seluruh manusia padahal Dia tuhan seluruh alam; yaitu sebagai isyarat akan kemuliaan manusia diantara seluruh makhluk, dan peran isti'adzah yang menjadi pelindung ketika syaithon-syaithon membisikkan ke dalam dada manusia.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
1. Katakanlah wahai Nabi: Aku berlindung dan meminta perlindungan kepada Allah yaitu Dzat yang Maha Menciptakan, membimbing dan mengurus urusan-urusan manusia
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Allah memerintahkan Nabi-Nya ﷺ agar berkata kepada manusia : Aku berlindung kepada Allah dan berpegang teguh kepada Pencipta manusia dan yang membimbing mereka, karena Ia Maha Esa, Yang Maha Mampu membalas tipu daya orang-orang yang berbuat makar.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
{ قُلْ } Katakanlah wahai Muhammad { أَعُوذُ } "aku berlindung dan memohon pertolongan" { بِرَبِّ النَّاسِ } kepada Tuhan manusia, yakni kepada pemilik penciptaan seluruh alam dan yang mengaturnya, kata ( Rabb ) berarti yang mengatur dan menentetukan keadaan dan nasib ciptaannyya, Dia ﷻ yang membimbing mereka dengan wahyu dan segala ilmu yang bermanfaat, "Rabb" adalah pemilik mereka, yang membina dengan kenikmatan-kenikmatannya zhahir maupun batin.
{ بِرَبِّ النَّاسِ } Tuhan seluruh manusia, anak-anak adam seluruhnya.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ “Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia.” Dialah Allah ‘Azza Wa Jalla, Dialah Rab manusia dan yang lain, Tuhan manusia, Tuhan malaikat, Tuhan jin, Tuhan langit, bumi, matahari, bulan dan Tuhan segala sesuatu, dikhususkan manusia di sini, karena sesuai dengan suratnya.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Surah yang mulia ini mengandung permintaan perlindungan kepada Allah Tuhan manusia, Penguasa mereka dan Sembahan mereka dari setan yang merupakan sumber keburukan, dimana di antara fitnah dan keburukannya adalah suka membisikkan kejahatan dalam diri manusia, ia perbagus sesuatu yang buruk kepada manusia, dan memperburuk sesuatu yang sebenarnya baik, ia mendorong manusia mengerjakan keburukan dan melemahkan manusia mengerjakan kebaikan.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
Wahai nabi Muhammad, katakanlah kepada umatmu, 'aku berlindung kepada tuhan yang menciptakan, memelihara, dan mengurus manusia. 2. Raja manusia, yang mengatur semua urusan mereka, dan dia mahakaya sehingga tidak membutuhkan mereka.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Ayat 2
Raja manusia yang bertindak terhadap segala urusan mereka,mahakaya,tidak membutuhkan mereka.
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
2. Raja manusia, yang berbuat terhadap manusia sekehendak-Nya, tidak ada raja lain selain-Nya.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
2. مَلِكِ النَّاسِ (Raja manusia)
Yakni Raja hakiki dan penguasa sejati.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
2. Dzat yang Maha Merajai manusia, sebagai Raja sepenuhnya, Hakim dan Pengatur urusan-urusan mereka
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Aku berlindung kepada Raja yang memerintahkan manusia dan yang berkuasa atas segala urusan dalam kehidupannya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Ini adalah salah satu sifat dari sifat-sifat yang Allah miliki : "Rabb" dan "Malik" adalah dua nama dari nama-nama Allah ﷻ yang agung, tidak ada raja bagi manusia selain Dia - عز وجل - , dan tidak siapapun yang mencapurinya dalam kerajaan yang menguasai manusia dan alam seluruhnya, mereka seluruhnya adalah milik dan hamba Allah - عز وجل - , mereka semua dibawah pengaturan yang Allah tetapkan, dan diantara hamba Allah ada yang memiliki sifat buruk yang mencelakai hamba Allah lainnya, maka kita hendaknya memohon perlindungan dari Allah - عز وجل - agar terhidar dari dampak keburukan yang dihasilkan oleh perbuatan orang-orang buruk itu, karena Dialah yang mampu menundukkan keburukan-keburukan itu. Dialah Allah - عز وجل - raja langit dan bumi beserta isinya, yang tidak satupun mencampurinya dalam mengatur kehidupan didunia ini, baginya kekuasaan dan kerajaan pada hari kiamat dan tidak satupun dari makhluknya yang ikut campur dalam kekuasaan itu, sedangkan didunia Allah menakdirkan beberapa hamba-Nya untuk menjadi penguasa, akan tetapi kekuasaan mereka sangat terbatas, dan bukan pula kekuasaan yang mutlak, mereka adalah raja-raja yang lemah dibandingkan kekuasaan Allah yang maha besar itu, kekuasaan raja-raja dibumi hanyalah titipan dari sang penguasa langit dan bumi, Dia berhak memberikan kepada siapapun dari hamba-Nya kekuasaan dan Dia ﷻ juga berhak mencabut kekuasaan itu, Allah - عز وجل - berfirman : { قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ } ( Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuat ) [ Ali Imran : 26 ] , kekuasaan yang dipegang oleh raja-raja di bumi hanyalah sebatas sampai ajal menjemput mereka, sedangkan kerajaan di akhirat semuanya milik Allah ﷻ sang pencipta langit dan bumi.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
مَلِكِ النَّاسِ “Raja manusia.” Maknanya: Raja yang mempunyai kuasa tertinggi pada manusia, dan kuasa yang sempurna adalah milik Allah ‘Azza Wa Jalla.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Raja manusia, yang mengatur semua urusan mereka, dan dia mahakaya sehingga tidak membutuhkan mereka. 3. Sembahan manusia, tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah tuhan yang patut disembah dan dimintai perlindungan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Ayat 3
Tuhan semabahan manusia yang tidak ada sesembahan yang haq kecuali Dia
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
3. Sesembahan mereka yang benar, tidak ada sesembahan lain yang benar bagi manusia selain Dia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
3. إِلٰهِ النَّاسِ (Sembahan manusia)
Yakni sesembahan manusia; sebab raja belum tentu menjadi sesembahan, maka Allah menjelaskan di sini bahwa hanya Dia-lah sesembahan manusia.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
3. Dzat yang disembah manusia dengan sebenar-benarnya, dan nama Tuhan itu hanya dikhususkan untuk Allah SWT, dan tidak ada satupun sekutu bagiNya. Ini adalah tiga sifat Allah, yaitu Rububiyyah, Malik, dan Uluhiyyah (Mendidik, Merajai dan Menjadi Tuhan)
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Aku berlindung dengan Tuhan manusia dan sesembahan mereka yang benar, yang memalingkan keburukan sihir dan ‘ain, serta keburukan setan dari kalangan manusia dan jin.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
{ إِلَٰهِ النَّاسِ } Inil adalah sifat ketiga yang disebutkan dalam surah ini, "Al-Ilah" berarti : "Al-Ma'bud" yang disembah, dan "Al-Ma'bud" terbagi menjadi dua bagian :
- Sembahan yang haq, dan ini hanyalah milik Allah - عز وجل - semata.
- Sembahan yang bathil, yaitu sembahan selain Allah - عز وجل - dari sembahan-sembahan kaum musyrikin, dan mereka juga berasal dari manusia atau benda-benda mati tak bernyawa.
Jadi dalam surah ini disimpulkan ada tidak macam dari pembagian tauhid : "Rabb" dan "Al-Malik" dan "Al-Ilah".
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
إِلَهِ النَّاسِ “Sembahan manusia.” Maknanya: sesembahan dan yang diibadahi oleh mereka. Sesembahan yang sebenarnya, yang disembah, dicintai dan diagungkan Dialah Allah ‘Azza Wa Jalla.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Sembahan manusia, tuhan yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah tuhan yang patut disembah dan dimintai perlindungan. 4-6. Aku berlindung kepada-Nya dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi pada diri manusia dan selalu bersamanya layaknya darah yang mengalir di dalam tubuhnya, yang membisikkan kejahatan dan kesesatan ke dalam dada manusia dengan cara yang halus, lihai, licik, dan menjanjikan secara terus-menerus. Aku berlindung kepada-Nya dari setan pembisik kejahatan dan kesesatan yang berasal dari golongan jin, yakni makhluk halus yang tercipta dari api, dan juga dari golongan manusia yang telah menjadi budak setan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Ayat 4
Dari gangguan setan yang berbisik saat lalai dan bersembunyi saat berdzkir kepada Allah .
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
4. Dari kejahatan setan yang menimpakan bisikannya kepada manusia tatkala ia lalai dari zikir kepada Allah, dan yang lari dari manusia jika ia mengingat Allah-.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
4. Memohon perlindungan kepada Allah ini adalah dari gangguan setan yang dibisikkan ketika seseorang dalam keadaan lalai, dan fikiran buruk yang terlintas dalam jiwa seseorang. Waswas meliputi segala bisikan dari manusia yang suka membuat makar yang menghendaki keburukan bagi orang lain, dan menggunakannya untuk menggoda mereka. Dan setan yang hendak dijauhi ini akan lenyap dan menghilang ketika seseorang berzikir kepada Allah.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
4. مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ (Dari kejahatan (bisikan))
Yakni setan.
الْخَنَّاسِ(syaitan yang biasa bersembunyi)
Jika nama Allah disebut maka setan akan bersembunyi dan mengecil, namun jika tidak disebut nama Allah maka ia akan membesar dan melakukan bisikannya.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
4-6
1 ). Qotadah nerkata : Susungguhnya dari golongan manusia ada juga yang menjadi syaithon, maka hendaklah kita memohon perlindungan dari syaitjon manusia dan syaithon jin.
2 ). Ibnu Badis berkata : dan sebab dari penggunaan kata ( صدور الناس ) "dada manusia" sebagai ganti dari kata ( قلوب الناس ) "hati manusia" karena hati adalah tempat akal manusia, dan tempatnya iman, dan bisa juga sebagai bentengnya iman, maka bisikan itu tidak dapat menampakkannya, dan tidak pula ia mampu melobanginya.
3 ). { الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ , مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ } Allah ta'ala menjelaskan macam-macam dari bisikan, bahwasanya bisikan itu ada yang datang dari jin dan manusia; karena sesungguhnya tanpa disadari manusia selalu menyangka bahwa bisikan buruk itu dari syaithon, tetapi hakikatnya itu dari manusia, bahkan dampaknya bisa menjadi perkara yang lebih berbahaya, maka pantaslah manusia memohon perlindungan dari bisiskan-bisikan itu, karena mereka saling berdekatan tetapi dapat membahayak satu sama lain, dan bahwasanya mereka kepada pintuk kesesatan lebih dekat dan lebih mungkin.
4 ). Dalam ayat ini kata "bisikan" digantungkan kepada "dada", yang merupakan tempatnya hati, yaitu tempatnya akal dan ketaqwaan dan kebaikan dan keburukan, maka beruntunglah setiap hamba yang mampu mensucikan hatinya, yaitu dengan dzikir kepada Allah, dan mentadabburi ayat-ayat Nya, juga ikhlas beribadaha hanya kepada-Nya, serta taubat yang senantiasa diperbaharui.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
4-5. Aku berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan makhluk yang selalu memberikan kegelisahan. Dia menyalurkan dalam diri manusia pesan-pesan jahat dan buruk. Makhluk yang biasa bersembunyi. Makhluk yang bersembunyi dan pergi ketika melihat sesuatu yang mencegahnya yaitu dzikrullah SWT. Makhluk yang memberikan sesuatu yang menyesatkan dan membahayakan dalam hati manusia
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Kemudian Allah menjelaskan bahwa orang yang berlindung darinya, darinya disini maksudnya adalah keburukan setan yang terlaknat yang ia membisikkan, mempedaya dan memalingkan dari menyebut nama Allah.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
{ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ Dari } kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,}
{ الْوَسْوَاسِ } "Waswaas" Dengan baris fathah pada huruf "و" pertama, yakni syaithon yang membisikkan, sedangkan kata "الْوِسْوَاسِ" dengan baris kasroh pada huruf "و" pertama adalah bisikan/keraguan dalam hati.
{ الْخَنَّاسِ } Yang menghindar atau terlambat, syaithon jika disebut nama Allah dia akan menghindar dan menjauh, dan jika nama Allah tidak disebutkan maka dia akan datang membisikkan dihati-hati manusia, syaithon membiskkan kejahatan ditelinga dan hati manusia agar mereka menjauh dari dzikir kepada Allah - عز وجل - ,
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
4-5
الْوَسْوَاسِ “bisikan jahat” Para ulama mengatakan: kata ini adalah mashdar yang bermakna isim fail. Bermakna: Yang membisikan. Bisikan adalah apa-apa terlintas di dalam hati berupa pikiran-pikiran, karaguan-keraguan dan khayalan-khayalan yang tidak ada hakikatnya.
الْخَنَّاسِ al-Khannas adalah yang bersembunyi, memperdaya, menghindar, dan mengawasi saat dzikir kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, dia adalah setan. Oleh karenanya, jika adzan dikumandangkan, setan lari menjauh terkentut-kentut hingga ia tidak mendengar adzan. Dan ketika adzan selesai, ia datang kembali hingga iqimah dikumandangkan ia lari lagi. Dan ketika iqomah selesai dia datang sehingga dia mengganggu pikiran seseorang, ia mengatakan: Ingatlah ini, ingatlah ini, ketika ia tidak sadar, ia pun akhirnya tidak ingat berapa rakaat ia shalat. Oleh karenanya telah datang dalam atsar: إِذَا تَغَوَّلَتْ الْغِيْلَاتُ فَبَادِرُوا بِالأَذَانِ “Apabila ghul-ghul beraksi maka segeralah kumandangkan”(1) Ghul-Ghul adalah setan-setan yang terlintas dipandangan orang yang safar saat ia safar, mereka menmpakkan wujud yang seram, atau sebagai musuh atau yang lainnya. Jika seseorang insan mengucapkan takbir mereka akan pergi.
(1) Dikeluarkan Ahmad (13865) dan Nasai dalam as-Sunan al-Kubra (10791) dari hadits Jabir Bin Abdullah radhiyallaahu ‘anhuma dan dinyatakan dha’if olej al-Albaniy dalam dha’iiful Jaami’ (545)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Setan disebut Khannas, karena ia menjauh dari hati manusia ketika manusia ingat kepada Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan meminta perlindungan kepada-Nya agar dihindarkan darinya. Sebaliknya, ketika manusia lupa mengingat Allah, maka setan akan mendatanginya dan membisikkan hatinya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya, manusia meminta pertolongan dan perlindungan kepada Allah Tuhan yang mengurus dan mengatur manusia, dimana semua makhluk berada di bawah pengurusan-Nya dan kepemilikan-Nya, dan tidak ada satu pun makhluk kecuali Dia yang memegang ubun-ubunnya dan berkuasa terhadapnya.
Demikian pula agar ibadah sempurna, maka sangat diperlukan perlindungan Allah Subhaanahu wa Ta'aala dari kejahatan musuh manusia, yaitu setan yang berusaha menghalangi manusia dari beribadah dan hendak menjadikan mereka sebagai pengikutnya agar sama-sama menjadi penghuni neraka.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
4-6. Aku berlindung kepada-Nya dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi pada diri manusia dan selalu bersamanya layaknya darah yang mengalir di dalam tubuhnya, yang membisikkan kejahatan dan kesesatan ke dalam dada manusia dengan cara yang halus, lihai, licik, dan menjanjikan secara terus-menerus. Aku berlindung kepada-Nya dari setan pembisik kejahatan dan kesesatan yang berasal dari golongan jin, yakni makhluk halus yang tercipta dari api, dan juga dari golongan manusia yang telah menjadi budak setan
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Ayat 5
Yang meniupkan keburukan dan keraguan keraguan dalam jiwa manusia.
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
5. Setan itu menyusupkan bisikannya ke dalam hati manusia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
5. Yang menyebarkan bisikan dan keraguan ke dalam dada manusia, agar dapat membelokkan mereka dari akidah yang kuat.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
5. الَّذِى يُوَسْوِسُ فِى صُدُوْرِ النَّاسِ (yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia)
Bisikannya adalah ajakannya agar diataati dengan suara tersembunyi yang disampaikan ke hati tanpa terdengar.
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
4-6
1 ). Qotadah nerkata : Susungguhnya dari golongan manusia ada juga yang menjadi syaithon, maka hendaklah kita memohon perlindungan dari syaitjon manusia dan syaithon jin.
2 ). Ibnu Badis berkata : dan sebab dari penggunaan kata ( صدور الناس ) "dada manusia" sebagai ganti dari kata ( قلوب الناس ) "hati manusia" karena hati adalah tempat akal manusia, dan tempatnya iman, dan bisa juga sebagai bentengnya iman, maka bisikan itu tidak dapat menampakkannya, dan tidak pula ia mampu melobanginya.
3 ). { الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ , مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ } Allah ta'ala menjelaskan macam-macam dari bisikan, bahwasanya bisikan itu ada yang datang dari jin dan manusia; karena sesungguhnya tanpa disadari manusia selalu menyangka bahwa bisikan buruk itu dari syaithon, tetapi hakikatnya itu dari manusia, bahkan dampaknya bisa menjadi perkara yang lebih berbahaya, maka pantaslah manusia memohon perlindungan dari bisiskan-bisikan itu, karena mereka saling berdekatan tetapi dapat membahayak satu sama lain, dan bahwasanya mereka kepada pintuk kesesatan lebih dekat dan lebih mungkin.
4 ). Dalam ayat ini kata "bisikan" digantungkan kepada "dada", yang merupakan tempatnya hati, yaitu tempatnya akal dan ketaqwaan dan kebaikan dan keburukan, maka beruntunglah setiap hamba yang mampu mensucikan hatinya, yaitu dengan dzikir kepada Allah, dan mentadabburi ayat-ayat Nya, juga ikhlas beribadaha hanya kepada-Nya, serta taubat yang senantiasa diperbaharui.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
4-5. Aku berlindung kepada Allah SWT dari kejahatan makhluk yang selalu memberikan kegelisahan. Dia menyalurkan dalam diri manusia pesan-pesan jahat dan buruk. Makhluk yang biasa bersembunyi. Makhluk yang bersembunyi dan pergi ketika melihat sesuatu yang mencegahnya yaitu dzikrullah SWT. Makhluk yang memberikan sesuatu yang menyesatkan dan membahayakan dalam hati manusia
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Allah menjelaskan bahwa sebab memohon perlindungan adalah bahwa setan membisikkan dalam dada-dada manusia; Membuat manusia menjadi kufur dan bermaksiat sampai manusia mau melakukannya. Agar lolos dari bisikan setan maka wajib untuk meminta perlindungan (kepada Allah) darinya. Sebab jika manusia tidak meminta perlindungan kepada Allah, maka setan berkuasa dalam hatinya dan melemparkan di dalamnya was-was, entah bisikan dalam masalah aqidah, rencana agar melakukan kejahatan, dan lain sebagainya.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Kemudian ayat sebelumnya ditafsirkan dengan ayat ini : { الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ } Yaitu syaithon yang membisikkan ke dalam dada manusia dan hati mereka, maka barangsiapa yang merasa waswas hendaklah bersegera untuk beristigfar kepada Allah - عز وجل - , dengan istigfar rasa waswas dan gelisah itu akan hilang dengan izin Allah .
Setiap orang dapat tertimpa oleh rasa was-was ini, cemas ketika melakukan suatu ibadah apakah ibadah yang dia lakukan telah selesai atau belum, atau dia cemas dengan wudhunya ketika sedang melaksanakan shalat, bahkan sahabat Nabi ﷺ pun terkadang merasakan hal yang sama, dalam hadits di ceritakan : جَاءَ نَاسٌ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلُوهُ: إِنَّا نَجِدُ فِي أَنْفُسِنَا مَا يَتَعَاظَمُ أَحَدُنَا أَنْ يَتَكَلَّمَ بِهِ. قَالَ: وَقَدْ وَجَدْتُمُوهُ؟ قَالُوا: نَعَمْ. قَالَ: ذَلِكَ صَرِيحُ الْإِيمَانِ : "Beberapa sahabat Rasul datang dan bertanya kepada beliau, “Sungguh, kami mendapatkan dalam diri kami ( bisikan setan ) yang kami merasa berat untuk mengucapkannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata : “Apakah kalian telah mendapatkan bisikan tersebut?” , Para sahabat menjawab, “Ya.”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itulah tanda keimanan yang jelas.” ( HR. Muslim)
Sahabat Nabi ﷺ pun pernah merasakan cemas bagaimana dengan kita yang hidup jauh dari zaman Rasulullah ﷺ , oleh karena itu cara yang baik untuk menghilangkan rasa was-was dan cemas yaitu dengan : bersitigfar dan meminta perlindungan dari Allah - عز وجل , dan tidak menceritakan dan melakukan keraguan yang terbetik dalam hatinya, tetapi menolak perasaan itu dan membantahnya, dengan izin Allah - عز وجل - rasa was-was itu akan hilang.
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
4-5
الْوَسْوَاسِ “bisikan jahat” Para ulama mengatakan: kata ini adalah mashdar yang bermakna isim fail. Bermakna: Yang membisikan. Bisikan adalah apa-apa terlintas di dalam hati berupa pikiran-pikiran, karaguan-keraguan dan khayalan-khayalan yang tidak ada hakikatnya.
الْخَنَّاسِ al-Khannas adalah yang bersembunyi, memperdaya, menghindar, dan mengawasi saat dzikir kepada Allah ‘Azza Wa Jalla, dia adalah setan. Oleh karenanya, jika adzan dikumandangkan, setan lari menjauh terkentut-kentut hingga ia tidak mendengar adzan. Dan ketika adzan selesai, ia datang kembali hingga iqimah dikumandangkan ia lari lagi. Dan ketika iqomah selesai dia datang sehingga dia mengganggu pikiran seseorang, ia mengatakan: Ingatlah ini, ingatlah ini, ketika ia tidak sadar, ia pun akhirnya tidak ingat berapa rakaat ia shalat. Oleh karenanya telah datang dalam atsar: إِذَا تَغَوَّلَتْ الْغِيْلَاتُ فَبَادِرُوا بِالأَذَانِ “Apabila ghul-ghul beraksi maka segeralah kumandangkan”(1) Ghul-Ghul adalah setan-setan yang terlintas dipandangan orang yang safar saat ia safar, mereka menmpakkan wujud yang seram, atau sebagai musuh atau yang lainnya. Jika seseorang insan mengucapkan takbir mereka akan pergi.
(1) Dikeluarkan Ahmad (13865) dan Nasai dalam as-Sunan al-Kubra (10791) dari hadits Jabir Bin Abdullah radhiyallaahu ‘anhuma dan dinyatakan dha’if olej al-Albaniy dalam dha’iiful Jaami’ (545)
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
4-6. Aku berlindung kepada-Nya dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi pada diri manusia dan selalu bersamanya layaknya darah yang mengalir di dalam tubuhnya, yang membisikkan kejahatan dan kesesatan ke dalam dada manusia dengan cara yang halus, lihai, licik, dan menjanjikan secara terus-menerus. Aku berlindung kepada-Nya dari setan pembisik kejahatan dan kesesatan yang berasal dari golongan jin, yakni makhluk halus yang tercipta dari api, dan juga dari golongan manusia yang telah menjadi budak setan
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Ayat 6
Dari setan-setan jin dan manusia
📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia
6. Setan itu dari golongan jin juga dari golongan manusia.
📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram)
6. Dan aku berlindung kepada Allah dari keburukan jin dan keburukan manusia.
📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah
Kemudian Allah menjelaskan bahwa yang membisikkan itu berasal dari dua jenis; jenis manusia dan jenis jin. Dia berfirman:
6. مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (dari (golongan) jin dan manusia)
Setan dari jenis jin membisikkan ke dada manusia, sebagaimana telah dijelaskan; sedangkan setan dari jenis manusia, maka ia membisikkan ke dada manusia dengan menampakkan diri sebagai orang yang menasehati dan mengasihinya, sehingga perkataannya dapat masuk ke dalam hati.
Dikatakan bahwa Iblis juga membisikkan godaannya ke dalam dada manusia. Ibnu Abbas berkata: tidaklah seseorang dilahirkan melainkan dalam hatinya terdapat setan; jika ia berzikir kepada Allah maka setan itu akan bersembunyi, namun jika ia lalai dari zikir maka ia akan kembali membisikkan.”
📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
4-6
1 ). Qotadah nerkata : Susungguhnya dari golongan manusia ada juga yang menjadi syaithon, maka hendaklah kita memohon perlindungan dari syaitjon manusia dan syaithon jin.
2 ). Ibnu Badis berkata : dan sebab dari penggunaan kata ( صدور الناس ) "dada manusia" sebagai ganti dari kata ( قلوب الناس ) "hati manusia" karena hati adalah tempat akal manusia, dan tempatnya iman, dan bisa juga sebagai bentengnya iman, maka bisikan itu tidak dapat menampakkannya, dan tidak pula ia mampu melobanginya.
3 ). { الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ , مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ } Allah ta'ala menjelaskan macam-macam dari bisikan, bahwasanya bisikan itu ada yang datang dari jin dan manusia; karena sesungguhnya tanpa disadari manusia selalu menyangka bahwa bisikan buruk itu dari syaithon, tetapi hakikatnya itu dari manusia, bahkan dampaknya bisa menjadi perkara yang lebih berbahaya, maka pantaslah manusia memohon perlindungan dari bisiskan-bisikan itu, karena mereka saling berdekatan tetapi dapat membahayak satu sama lain, dan bahwasanya mereka kepada pintuk kesesatan lebih dekat dan lebih mungkin.
4 ). Dalam ayat ini kata "bisikan" digantungkan kepada "dada", yang merupakan tempatnya hati, yaitu tempatnya akal dan ketaqwaan dan kebaikan dan keburukan, maka beruntunglah setiap hamba yang mampu mensucikan hatinya, yaitu dengan dzikir kepada Allah, dan mentadabburi ayat-ayat Nya, juga ikhlas beribadaha hanya kepada-Nya, serta taubat yang senantiasa diperbaharui.
📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia
6. Makhluk yang memberikan kegelisahan itu ada yang berasal dari golongan jin: mereka adalah makhluk yang tersembunyi dan tidak dapat diketahui kecuali oleh Allah SWT. Adapun Setan yang berasal dari golongan jin adalah jin yang jahat. Dia membuat gelisah hati manusia. Makhluk itu juga ada yang berasal dari golongan manusia yang selalu memberi kegelisahan dengan (menyampaikan) hal buruk. Setan yang berasal dari golongan manusia adalah orang yang memamerkan bahwa dirinya adalah penasehat, kemudian dia menyelipkan dalam perkataannya sesuatu yang buruk. Kata “min” bayaniyyah fungsinya untuk menjelaskan makhluk yang menggelisahkan itu, yaitu sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh mata.
📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah
Allah menjelaskan bahwa bisikan, banyak yang bersumber dari jin, dan terkadang dari manusia. Dan setan memiliki gaya bahasa yang menakjubkan dalam membisikkan, terkadang datang dengan membisikkan angan-angan atas sesuatu, terkadang datang dengan seolah-olah menasihati / menjadi penasihat. Dan setan akan mendekati manusia dengan segala jalan yang mengantarkannya kepada keberhasilan atas apa yang ia bisikkan. Maka kami berlindung kepada Allah darinya dan dari segala keburukan / pembawa keburukan.
📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi
1-6. Surat ini mencakup perlindungan diri kepada Rabb manusia, Penguasa dan Sesembahan mereka, dari setan yang merupakan pangkal dan materi dasar segala kejahatan. Di antara fitnah dan kejahatannya adalah bisikan dalam dada manusia. Keburukan dibuat seolah-olah baik untuk mereka dan diperlihatkan dalam bentuk yang indah, menggerakan keinginan mereka agar melakukannya, menghalangi mereka dari kebaikan dan kebaikan di perlihatkan pada mereka dengan wujud lain. Setan selalu berada dalam kondisi seperti itu, membisiki kemudian menunda bisikan bila manusia mengingat Rabbnya dan meminta pertolongan kepadaNya untuk menangkal bisikan tersebut. Maka manusia selayaknya meminta pertolongan dan perlindungan serta berpegangan pada pemeliharaan Allah, karena semua makhluk berada di bawah uluhiyah dan kekuasaanNya, semua ubun-ubun makhluk yang melata berada dalam genggaman Allah, dan di bawah uluhiyahNya yang menjadi tujuan penciptaan makhluk. Karena itu, tidaklah tujuan itu sempurna untuk manusia tanpa menangkal kejahatan musuh mereka yang ingin memutuskan mereka dan menghalangi mereka darinya dan ingin menjadikan mereka sebagai golongannya, agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa’ir.
Bisikan, sebagaimana berasal dari setan juga bisa berasal dari manusia, karena itu Allah berfirman, “Dari jin dan manusia.”
Segala puji bagi Allah semata, Rabb semesta alam, secara permulaan, penutup, lahir dan batin. Kita memohon semoga Allah menyempurnakan nikmatNya, memaafkan dosa-dosa kita yang menghalangi kita dari berbagai berkahNya, semoga Allah mengampuni kesalahan dan keinginan hawa nafsu kita yang melenyapkan renungan ayat-ayat Allah dari hati kita. Kita berharap kepadaNya semoga tidak menghalangi kita dari kebaikan yang ada di sisiNya karena keburukan yang ada pada diri kita, karena sesungguhnya hanya kaum kafir dan orang-orang yang sesatlah yang berputus asa dari rahmat Allah.
📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H
Kegelisahan dan kecemasan yang dirasakan oleh manusia adalah disebabkan oleh syaithon-syaithon jin dan manusia, yakni syaithon-syaithon itu terdiri dari golongan jin yang mereka adalah keturunan iblis dan dari golongan manusia, syaithon manusia.
Maka hendaknya setiap orang meminta perlindungan kepada Allah ﷻ dari kejahatan syaithon jin dan syaithon manusia, syaithon-syaithon yang membisikan kejahatan kedalam dada dan hati manusia.
Dalam riwayat lain dikatakan : bahwasanya syaithon membisikkan kepada jin dan manusia, karena jin juga dibebankan oleh Allah ﷻ untuk menyembah dan beribadah kepada-Nya, diantara mereka ada yang beriman dan menjalankan perintah Allah ﷻ , dan diantara mereka juga ada yang kafir, juga ada yang fasik, syaithon.
Kedua makna dpat dibenarkan, akan tetapi jika ditafsirkan bahwasanya syaithon membisikkan kepada jin, maka makna yang pertama tidak digunakan untuk penafsiran ayat ini, yaitu syaithon dari golongan jin.
Tiga surah yang agung ini dan surah Al-fatihah disunnahkan untuk dibaca ketika sesorang melakukan ruqyah untuk mengobati penyakit jin, dan disunnahkan pula dibaca untuk mengobati penyakit 'ain, pada surah Al-Falaq terdapat doa sebagai pelindung dari kejahatan orang-orang yang dengki, dan doa sebagai pelindung dan obat untuk penyakit ain, dan di surah An-Nas terdapat doa sebagai pelindung dari kejahatan bisikan syaithon dan dari kegelisahan yang melalaikan manusia.
Oleh karena itu ketika Nabi Muhammad ﷺ ditimba musibah berupa sihir, sihir yang dilakukan oleh seorang yahudi bernama Labid bin Al-A'shom dengan meletakan suatu benda di tempat tertentu, dan dari benda sihir itu berdampak kepada Rasulullah ﷺ , Nabi ﷺ terkena sihir karena sesungguhnya beliu juga manusia yang tertimpa musibah seperti halnya manusia lain, seprti rasa lapar dan sakit, gelisah dan sedih, beliau adalah manusia biasa ﷺ , tatkala Rasulullah ﷺ diketahui terkena sihir dua Malaikat kemudian datang menghampirinya dari langit, dua Malaikat yang diutus oleh Allah - عز وجل - , kedua Malaikat itu membacakan surah Al-Fatihan dan tiga surah ini, dan Rasulullah ﷺ pun sembuh atas izin Allah ﷻ , kemudian kedua Malaikat itu membawa Rasulullah ﷺ ketempat benda sihit tersebut, kemudian Rasulullah ﷺ memusnahkan benda tersebut.
Untuk mengobti sihir ada tiga cara yang dapat dilakukan oleh setiap muslim :
1. Dengan ruqyah, dan cara ini adalah yang paling ampuh.
2. Menghilangkan benda yang digunakan penyihir, yaitu dengan cara dibakar atau dimusnahkan.
3. Istigsal atau mandi besar.
Tiga hal diatas adalah cara untuk mengobati sihir : Bacaan ruqyah dengan Al-Quran , memusnahkan benda sihir, Istigsal ( Mandi besar ) , dalam hadits Rasulullah ﷺ bersabda : { عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا } Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu, Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Ain (mata jahat) itu benar-benar adanya, jika seandainya ada sesuatu yang mendahului qodar,maka akan didahului oleh ain.Apabila kamu diminta untuk mandi maka mandilah. (hadist riwayat Muslim) .
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ “dari (golongan) jin dan manusia.” Maknanya: Bisikan ini bisa berasal dari jin bisa juga dari anak adam, sedangkan bisikan jin maka ini jelas karena dia mengalir pada anak adam pada aliran darah. Sedangkan bisikan anak ada, maka betapa banyaknya orang-orang yang mendatangi manusia mengajaknya untuk berbuak kejelekkan, mereka menghiasi keburukan itu di dalam hatinya, sampai bisikan itu berdiam di ingatannya lalu ia memikirkannya.
Tiga surat terkhir ini: al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas, apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak berbaring di tempat tidurnya, beliau meniupkan di telapak tangannya dan mengusap dengannya wajahnya dan anggato tubuhnya yang terjangkau(1), dan juga terkadang beliau membacanya saat sholat lima waktu, maka hendaknya kita berusaha mempraktekkan sunnah dalam membacanya sesuai pada tempatnya, sebagaimana datang dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan ini, kita menutup juz terakhir dalam al-Quran, yaitu Juz An-Naba, wallaahu a’lam.
Wa shallallaahu ‘alaa nabiyyinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.
(1) Dikeluarkan Bukhari (5018) dari hadits ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha.
(2) Dikeluarkan Abu Dawud (1523) dari hadits Uqbah Bin ‘Amir radhiyallaahu ‘anhu, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albaniy dalam al-Misykaat (969).
📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H
Bisikan jahat yang biasanya sumbernya dari jin, bisa juga dari manusia yang telah menjadi walinya.
Selesai tafsir surah An Naas dengan pertolongan Allah, taufiq-Nya dan kemudahan-Nya, wal hamdulillahilladzii bini’matihii tatimmush shaalihaat. Kami berharap kepada Allah agar Dia tidak menghalangi kebaikan yang ada di sisi-Nya karena keburukan yang ada pada diri kami, karena tidak ada yang berputus asa dari rahmat-Nya kecuali orang-orang yang zalim, dan semoga shalawat dan salam terlimpah kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, kepada keluarganya dan para sahabatnya semua.
📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I
4-6. Aku berlindung kepada-Nya dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi pada diri manusia dan selalu bersamanya layaknya darah yang mengalir di dalam tubuhnya, yang membisikkan kejahatan dan kesesatan ke dalam dada manusia dengan cara yang halus, lihai, licik, dan menjanjikan secara terus-menerus. Aku berlindung kepada-Nya dari setan pembisik kejahatan dan kesesatan yang berasal dari golongan jin, yakni makhluk halus yang tercipta dari api, dan juga dari golongan manusia yang telah menjadi budak setan.
📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI
Tidak ada komentar:
Silakan berkomentar dengan bahasa yang sopan